Ilustrasi menggunakan komputer. Shutterstock/EDHAR
Merdeka.com – Pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan digitalisasi di Tanah Air. Perkembangan ini pun turut mendorong kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi, informasi, dan komunikasi.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, tahun ini dibutuhkan 1,23 juta pekerja di sektor TIK. Dalam 2 tahun ke depan, pasar tenaga kerja sektor ini terus meningkat, yakni 1,49 juta di tahun 2023 dan 1,75 juta di tahun 2024. Diperkirakan pada tahun 2025 dibutuhkan tenaga kerja bidang TIK mencapai 1,98 juta.
CEO Sevima, Sugianto Halim mengatakan, mayoritas mahasiswa jurusan teknik informatika/ komputer (IT) ingin bekerja di perusahaan ternama, membuat startup dan aplikasi canggih. Bahkan dari mereka juga ada yang ingin bisa menjadi ‘dokter IT’ yang mampu memecahkan berbagai masalah di masyarakat dengan penerapan teknologi.
Maka untuk bisa mencapai cita-cita itu, Halim memberikan 3 tips yang bisa dicoba jika ingin berkarier di bidang IT. Berikut ulasannya untuk Anda:
2 dari 4 halaman
1. Memiliki Sikap yang Baik
Halim mengatakan sepandai-pandainya orang, sikap (attitude) akan selalu menjadi prioritas utama dalam berkarir. Kemampuan kompetensi seseorang akan mendapatkan nilai plus jika memiliki attitude yang bagus.
Di bidang IT, memiliki sikap yang baik juga makin penting karena tidak semua lapisan masyarakat memahami aspek teknis terkait komputer dan sistem informasi. Misalnya, masyarakat yang bisa menggunakan gadget dan media sosial, belum tentu dapat membuat aplikasi dan memahami jika ada masalah teknis.
Maka, lulusan jurusan IT harus dapat memiliki attitude yang baik, agar dapat mengkomunikasikan ilmunya kepada masyarakat secara luas.
“Good attitude masih menjadi poin penting dalam penilaian saat berkarir, berkomunikasi, menjelaskan masalah, dan mencari solusi. Kompetensi seseorang akan semakin terlihat jika dibarengi dengan attitude yang baik,” pesan kata Halim.
3 dari 4 halaman
2. Selalu Mempelajari Teknologi Terbaru
Sebagai lulus dari jurusan IT, tentunya sudah mampu membuat aplikasi dan melakukan pemrograman (coding). Namun yang dipelajari saat kuliah bisa jadi sudah berubah drastis ketika lulus kuliah karena perkembangan teknologi begitu cepat.
Halim memberi contoh berupa pengetahuan terkait infrastruktur awan (cloud). Dulu saat dirinya menjadi mahasiswa dan ikut membangun Sistem Akademik di ITS, tentu hal yang dilakukan adalah memasang aplikasi tersebut di sebuah server yang berbentuk komputer besar dan diletakkan di ruangan yang dingin.
Namun hanya berselang kurang lebih 10 tahun, berbagai aplikasi termasuk sistem akademik di kampus kini sudah berubah menjadi berbasis awan (Siakadcloud). Kampus tidak perlu lagi membeli dan merawat server untuk pembelajaran online dan administrasi perkuliahan.
“Jadi lulusan IT nanti harus terus belajar teknologi secara cepat, fokus, dan dalam waktu yang sempit. Tak hanya kemampuan teknologi saja, namun juga kesiapan lainnya seperti persiapan jaringan dan upgrade sistem yang sangat cepat,” kata dia.
“Bayangkan, kita saat ini bisa pesan ojek dan mengakses sistem akademik lewat HP yang sangat kecil, dan aplikasi itu tidak memiliki server fisik. Semuanya sudah melalui komputasi awan (cloud),” sambungnya.
4 dari 4 halaman
3. Mengembangkan Soft Skill
Berkarir di dunia IT tak hanya membutuhkan skill teknikal saja. Namun, seorang tenaga IT yang hebat juga harus memiliki skill komunikasi yang bagus.
Ada beberapa skill yang dibutuhkan oleh seorang ahli IT, yaitu Communication, problem solving, analytical, creativity, resourceful, perseverance, teamwork. Tujuannya memiliki skill ini agar bisa menciptakan lulusan IT untuk lebih siap menyampaikan solusi permasalahan dan juga ide-ide kreatif yang dibutuhkan perusahaan dan industri.
“Tenaga IT akan semakin hebat jika ditunjang dengan softskill yang mumpuni. Soft skill ini akan menciptakan nilai plus bagi ahli IT,” ungkap Halim.
Agar proses mengasah soft skill ini bisa berjalan dengan baik, Halim mengarahkan mahasiswa agar mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang tengah digalang pemerintah. Program ini menurutnya sangat membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan yang dimiliki karena bisa bekerja langsung di industri, dan dapat diikuti mahasiswa secara gratis bahkan digaji tiap bulannya.
“Untuk melatih diri secara softskill, mahasiswa bisa mencoba program MBKM. Program ini akan membantu mahasiswa bisa merasakan belajar di lingkungan kerja yang sesungguhnya,” tutup Halim.
[bim]
Baca juga:
Tips Membuat CV yang Baik dan Trik Hadapi Wawancara Kerja ala Bos Rekrutmen Bukalapak
Tips Membentuk Superteam di Dunia Kerja
Strategi Ampuh Raih Tawaran Kerja via LinkedIn
Strategi Jitu Pertahankan Karier di Tengah Ancaman Resesi
Terapkan 6 Hal ini Saat Pilih Perusahaan yang Tepat untuk Bekerja
Ingin Tingkatkan Omzet? Simak Tips Sukses Berbisnis untuk UMKM Ini
Artikel ini bersumber dari : www.merdeka.com.