STARTUP pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Gadjian berkolaborasi dengan Pungkin Purnadi Academy menyelenggarakan program sertifikasi pengelolaan SDM dan bisnis. Mereka membuka kesempatan bagi beberapa peserta beasiswa, salah satunya dari kalangan difabel untuk mengembangkan kemampuan dan mempersiapkan menghadapi bursa persaingan kerja dan bisnis.
“Kami ingin hadir di tengah masyarakat tidak hanya menghadirkan teknologi pengelolaan SDM, namun juga membantu masyarakat tanpa terkecuali termasuk penyandang difabel dengan memberikan akses edukasi mudah dan terjangkau,” kata CEO & Co-Founder Gadjian Afia Fitriati, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Program beasiswa dalam sertifikasi ini dibuka untuk mendukung program SDM Indonesia Unggul yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Selain itu, diharapkan agar dengan adanya beasiswa ini, penyandang difabel lebih termotivasi dan mudah mendapatkan akses edukasi bisnis dan pengelolaan SDM yang berkualitas untuk mengembangkan bisnis yang mereka rintis.
Baca juga:
Perhimpunan INTI Lepas 50 Penerima Beasiswa ke Tiongkok
Menurut data laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2022, terdapat sekitar 17 juta orang difabel di Indonesia yang memasuki usia produktif. Namun hanya 7,6 juta orang yang bekerja atau hanya sebesar 5,37 persen dari total tenaga kerja aktif di Indonesia.
Yanwar Hidayat, salah satu penerima beasiswa penyandang tuna daksa yang saat ini aktif bekerja di perusahaan swasta di Bandung, membagikan kisahnya di tengah sesi pembelajaran mengenai regulasi ketenagakerjaan Indonesia.
“Berdasarkan UU Nomor 8/2016, penyandang disabilitas berhak memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta tanpa diskriminasi. Bahkan, perusahaan wajib menyediakan kuota setidaknya dua persen dari keseluruhan karyawan untuk kalangan difabel,” ujarnya.
Baca juga:
Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Unggulan, Ini Persyaratannya
“Selain itu perlu disediakan pula fasilitas yang mendukung baik dari akses jalan atau tata ruang yang inklusif bagi penyandang disabilitas,” tambah Yanwar.
Namun, pada kenyataannya Yanwar menjelaskan bahwa ia pernah menerima diskriminasi berupa penolakan saat proses seleksi penerimaan kerja. Dengan adanya beasiswa untuk program sertifikasi Chartered People Officer (CPO), Yanwar pun merasa terbantu. Bahkan, ia pernah beberapa kali menjadi pembicara atau motivator bagi teman-teman penyandang difabel di Bandung.
“Saya harap dengan saya mengikuti program CPO, saya dapat meningkatkan skill saya dan membantu rekan-rekan difabel untuk lebih percaya diri memasuki bursa pencarian kerja dan meningkatkan jenjang kariernya,” tutup Yanwar. (and)
Baca juga:
Beasiswa KIP Kuliah 2022 Maksimal Rp 12 Juta dan Biaya Hidup Dibagi 5 Klaster
Artikel ini bersumber dari : merahputih.com.