Senin, 29 Agustus 2022 – 19:30 WIB
Founder Cyrus Network Hasan Nasbi Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
jpnn.com, JAKARTA – Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi mengkritik Pro Jokowi (Projo) yang mengharapkan masa kekuasaan Presiden Joko Widodo bisa seperti mantan kanselir Jerman Angela Markel dan Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher.
Selain sistem politik yang berbeda antara ke dua negara, sistem parlementer seperti Jerman dan Inggris memudahkan pemimpin atau Perdana Menteri (PM) dijatuhkan kapan saja.
“High risk high return. Thatcher dan Merkel berkuasa dalam sistem parlementer. Mereka tak ada batasan berkuasa. Selama partai mereka menang, otomatis jadi PM atau kanselir. Tapi juga bisa jatuh kapan saja, baik oleh parlemen, atau pun oleh tantangan sejawat dalam partai sendiri,” ujarnya saat dihubungi,” 29 Agustus 2022.
Hasan mengatakan sudah beberapa contoh jatuhnya perdana menteri di negara yang menganut sistem parlementer.
Seperti mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang mundur bukan karena kalah pemilu. Melainkan ditantang dan kalah voting oleh rekan separtainya John Major.
John Major kemudian berkuasa 7 tahun dan kalah dalam pemilu dari partai buruh yang memenangkan Tony Blair.
“Tony Blair berkuasa 10 tahun tapi kemudian ditantang internal partai oleh Gordon Brown. Kalah Tony, lalu digantikan Gordon selama 3 tahun. Setelah itu Gordon Brown kalah pemilu,” lanjutnya.
Begitu juga Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang baru saja “mundur” karena keinginan partainya sendiri, Partai Konservatif.
Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi mengkritik Pro Jokowi (Projo) yang mengharapkan masa kekuasaan Presiden Joko Widodo bisa seperti perdana menteri
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
Artikel ini bersumber dari : www.jpnn.com.