SHNet,Jakarta-Di tengah derasnya terpaan era digital sekarang ini, bela negara sejatinya harus dimiliki seluruh warga negara Indonesia. Terlebih di tengah gelombang pasangnya informasi yang terus berkembang, khususnya generasi muda perlu ditanamkan nilai-nilai bela negara demi menangkal arus informasi yang begitu cepat.
Bela negara merupakan suatu kewajiban warga negara sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 27 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, yaitu semua warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara. Dimana bela negara hari ini perlu diupayakan dan disikapi dengan lebih inovatif dan tantangan generasi muda saat ini adalah ketidakmampuan menyaingi arus perkembangan zaman.
Konsep bela negara akan selalu hidup seiring dengan era digital dan pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju. Salah satu wujud nyata bela negara saat ini adalah dengan menjadi talenta digital. Seperti di era disrupsi saat ini, perlunya memahami dan menjadi seorang profesi yang cakap digital begitu penting. Misalnya saja dalam menangkal hoax, hal ini menjadi wujud bela negara generasi muda yang relevan di era ini.
Kalangan mahasiswa yang merupakan bagian dari generasi muda di Indonesia harus memiliki kesiapan untuk terus belajar dan memiliki kemampuan dalam beradaptasi. Selain itu, mahasiswa juga dituntut untuk terus mengasah keterampilan hardskill maupun sofstkill, meningkatkan pengetahuan, dan memperluas wawasannya agar mampu meraih masa depan. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Provinsi DKI Jakarta yang merupakan perpanjangan tangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam menginisiasi program Pertukaran Mahasiswa Merdeka melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN)
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang bertujuan agar mahasiswa mendapatkan wawasan baru, mendapat banyak pengalaman dan toleransi sesama individu sambil mengikuti perkuliahan. Program ini menjadi unggulan karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal. Program PMM akan mendorong pemulihan pandemi dan membawa Indonesia menyongsong ke masa depan. PMM juga membuka kesempatan antar mahasiswa dan antar perguruan tinggi untuk saling berkolaborasi.
Meningkatkan Daya Saing
Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala LLDikti Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani selaku inisiator PMM-PKBN menggandeng Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (BADIKLAT Kemenhan) dalam mensinergikan PMM dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). PMM-PKBN menjadi program kolaborasi baru antara Kemendikbudristek dan Kemenhan sebagai upaya penguatan literasi digital di era revolusi industry 4.0 dan society 5.0, antara lain digital skill, digital culture, digital etic, dan digital safety.
Dalam peluncuran PMM-PKBN yang dibuka dengan upacara 5000 mahasiswa dan kuliah umum 3 Menteri (Menko PMK, Mendikbudristek, dan Menhan) Rabu (14/9/2022) di Universitas Bina Sarana Informatika Kaliabang Bekasi, Paris menuturkan “Output dari program PMM-PKBN ini, mahasiswa dapat menyetarakan Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS, mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk, dan sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kemenhan yang dapat meningkatkan daya saing. Dalam program PMM-PKBN, mahasiswa, harus dapat bekerja sama dan disiapkan menjadi tenaga ahli yang profesional yang berwawasan dan bertalenta digital.
Ditambah lagi, program ini akan membekali mahasiswa dengan keterampilan di luar bidang keahlian sebagaimana dituangkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Paris menambahkan “Kenapa harus PMM PKBN profesi digital? Karena hidup bernegara itu dipengaruhi oleh konten yang lekat dengan ruang-ruang digital, yang dalam hal ini kita implementasikan melalui perguruan tinggi, para dosen, dan mahasiswa. Oleh karena itu, dari Jakarta untuk Indonesia, kita bersama-sama membela negara dengan membangun kekuatan siber melalui program PMM-PKBN.”
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam dalam sambutannya menyampaikan bahwa melalui program ini, mahasiswa dapat mengambil paket mata kuliah skaligus mendapat beragam pengayaan lain yang dapat menjadi bekal berharga bagi masa depannya seperti membangun soft skills, membangun kompetensi dan membangun semangat kebersamaan. “di abad ke 21 ini, generasi muda harus memiliki sejumlah keterampilan, seperti Communication, Colaboration, Creativity, Critical Thinking agar memiliki daya saing. Ditambah lagi kemampuan berkolaborasi, menjalin jaringan, dan bekerja menjadi kemampuan yang harus dimiliki insan Pendidikan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa”.
Sejalan dengan hal tersebut, Mayjen TNI Tandyo Budi R. S.Sos, Kabadiklat Kementerian Pertahanan meyakini bahwa informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sebuah bangsa yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan “Bela negara tidak selalu identik dengan pendidikan militer, tetapi melalui hal lain. Misalnya saja di bidang keamanan siber yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kita menyadari saat ini ada saja serangan di dunia maya dan telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21.“
Selami Keberagaman
Rektor Universitas BSI, Dr. Ir. Mochamad Wahyudi selaku tuan rumah dan bagian dari konsorsium menjelaskan “Kuliah umum bela negara ini memiliki beberapa tujuan, yakni mengeksplor dan mempelajari keberagaman pelaksanaan tri dharma di perguruan tinggi, berteman dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan berkesempatan belajar di perguruan tinggi yang lain. Ada beberapa paket dalam kuliah umum yang dapat dipilih oleh mahasiswa seperti Paket A profesi artificial intelligence, Paket B profesi data science, Paket C profesi cyber security, Paket D communication specialist, dan Paket E web programming,” paparnya.
Acara ini ditutup dengan kuliah umum dari Kemenko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P “Kemampuan bela negara yang baik di tengah keberagaman bangsa adalah salah satu kunci untuk pembangunan manusia di Indonesia. Kita semua harus turut serta. Program PMM-PKBN ini mendukung program transformasi digital di Indonesia yang dicananangkan oleh Presiden Jokowi, salah satunya pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, terutama sektor pendidikan dan menyiapkan kebutuhan SDM yang berkompetensi talenta digital.” Tandasnya. (sur)
Artikel ini bersumber dari : www.sinarharapan.net.