Setelah bikin status “Adakah Kasim Di Abad Modern? Puluhan WA masuk. Isinya sama. Intinya menanyakan, kapan Pemprov Banten melaksanakan mutasi dan promosi?
Daku langsung ngaca. Nyengir dikit. Rambut kuacak-acak. Daku ini pengangguran profesional. Kerjaannya nyinyirin penguasa dan main game. Enggak pada salah bertanya itu?
Oleh: UCU NUR ARIF JAUHAR *)
Kewenangan mutasi dan promosi di KP3B jelas ada di Gubernur. Kemarin WH. Sekarang Penjabat Al Muktabar. Tapi tidak bisa juga Gubernur semena-mena memanfaatkan kewenangannya. tapi enggak tahu juga kalau Gubernurnya hobi berperilaku seperti itu. Enggak ada jaminan.
Selain ada peraturan perundang-undangan yang mengatur, Gubernur juga harus mempertimbangkan dampak psikologis yang terjadi. Apakah penempatan-penempatan pejabat itu akan berdampak tumbuhnya semangat kerja atau sebaliknya.
Di luar persoalan itu, Gubernur juga harus menimbang keberadaan dan kepentingan kelompok-kelompok penekan. Baik itu anggota dewan, partai politik, tim sukses, tokoh masyarakat, instansi vertikal, LSM /wartawan hingga keluarganya sendiri.
Tapi yang paling berbahaya itu kelompok Kasim. Karena para Kasim adalah pejabat di KP3B sendiri. Jadi tahu betul kondisi di lapangan.
Mereka bukan penguasa, tapi pegawai kekuasaan. Agar mereka berkuasa, para Kasim akan menggunakan berbagai cara supaya penguasa (baca: Gubernur) bertindak sesuai harapannya.
Mutasi/Promosi adalah proses paling penting dalam hal ini. Diproses ini, para Kasim menempatkan dirinya atau koleganya yang Kasim juga untuk menduduki jabatan-jabatan penting.
Jabatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap Gubernur atau akses APBD. Baik akses pengelolaan keuangan daerah atau proyek-proyek.
Gerakan para Kasim ini terasa benar di era Gubernur WH. Di mutasi / promosi 300-an PNS yang acak adut.
Diawali dari keengganan WH melakukan rotasi dan perpindahan jabatan. Alibinya masih belum menemukan penempatan posisi yang pas. Para Kasim mulai tak sabar. Bergeraklah mereka.
Berulangkali burung-burung berkicau. Mutasi/promosi hari anu, tanggal anu, bulan anu. Eh enggak jadi-jadi juga.
Semakin hari, kicauan burung menyalahkan WH. Mulai dari WH ogah-ogahan rotasi jabatan hingga sedang menyiapkan loyalis untuk jabatan strategis. Bahkan ada juga yang berkicau, WH ogah menerima usulan pejabat dari wakilnya.
Isu perpecahan WH-Andika yang sudah ada dari awal, meloncat naik. Ditindak-lanjuti oleh para Kasim dengan menjadi narasumber anonim di media-media.
Temanya persiapan hingga daftar yang akan kena mutasi/promisi. Sepertinya memang dibangun opini kegagal mutasi/pormosi itu gegara WH bertindak semau gue.
Bersumber dari burung yang katanya enggak dikasih makan, kicauan di hari pelantikan pun kudengar.
Oknum BKD menanyakan kapan mutasi/promosi kepada WH. Dijawab WH, apakah persiapan mutasi/promosi sudah selesai? Tentu oknum itu menjawab, siaaap. Dan turunlah perintah pelantikan jam 10 pagi hari itu juga.
Tentu saja para Kasim kelimpungan. Mereka belum punya satu daftar bersama mutasi/promosi. Masing-masing Kasim punya daftar mutasi/promisi versi sendiri-sendiri. Diundurlah waktu pelantikan ke Dohor. Diundur lagi ke Ashar.
Saat Ashar, para Kasim hanya sepakat 60-an daftar bersama yang kena mutasi/promosi dari 300-an. WH tak mau tanda-tangan. Tapi pelantikan tetap berlangsung.
Pelantikan terunik sepanjang sejarah Provinsi Banten. 300-an PNS dilantik mutasi/promosi secara simbolis dan sebagian tidak tahu dimutasi/promosikan kemana.
Hingga malam, WH tak mau tanda-tangan. Baru setelah tahlilan online, WH tanda-tangan. Itu pun hanya 60-an daftar. Rupanya para Kasim masih belum bersepakat sisanya.
Bim salabim. Seperti pelawak, dagelan mutasi/promosi dimulai. Ada yang kena mutasi ke jabatan anu, besoknya diralat ke jabatan lain.
Ada yang promosi ke jabatan anu, malamnya berubah ke jabatan lain. Ada yang katanya dilantik, tapi tidak pindah jabatannya. Bahkan ada yang mutasi/promosi ke jabatan baru, pejabat lamanya belum dipindahin. Satu jabatan diisi 2 pejabat.
Mendengar kicauan burung ini, burung kok didenger. Manuver para Kasim memang luar biasa. Sekelas WH saja jadi tersudut tak berdaya. Itu pendapat daku yah, pendapat WH mungkin berbeda.
Bukankah saat ini di era Al Muktabar sedang berlangsung kejadian yang sama? Para Kasim sedang bermanuver menekan Al seperti mereka dulu menekan WH?
Isu mutasi/promosi sudah bergulir sejak Al dilantik jadi PJ Gubernur. Tapi Al anteng-anteng saja. Isu merangkak naik, Al masih cuek bebek. Tampak beliau sibuk berkonsolidasi dengan kelompok-kelompok penekan.
Tetiba bak petir di hujan lebat… om, petir di siang bolong. Petir di siang bolong itu buat sesuatu yang mengejutkan. Lah ini mah sudah diduga dari awal juga. Tapi tetap saja bikin kaget. Enggak suprise doang.
Isu pecah kongsi AL-AR meledak. Seperti isu pecahnya WH-Andika, isu pecah kongsi ini juga ditindak-lanjui para Kasim. Sama, dengan sumber anonim, media-media memberitakan kesiapan mutasi/promosi. Dan tentunya dengan bocoran siapa-siapa yang bakal kena.
Terus om, apakah Al bakal tersudut dan melakukan mutasi/promosi kayak WH dulu?
Yaaa enggak tahu. Kicauan burungnya juga baru sampai situ. Kita tungu aja lanjutan kicauan burungnya. (*)
*) Penulis adalah Ketua Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Provinsi Banten dan aktivis multibidang.
DIBACA: 7
Artikel ini bersumber dari : mediabanten.com.