Halo, teman-teman! Ngomong-ngomong soal lamaran kerja nih, pasti udah enggak asing lagi dengan kata “majority”, ya kan? Apalagi buat kita yang lagi mencari pekerjaan, istilah ini sering banget dijumpai. “Majority” sebenarnya artinya mayoritas, atau sekelompok besar. Dalam dunia kerja, istilah ini merujuk pada kualifikasi atau syarat yang harus dipenuhi oleh para pelamar, seperti kualifikasi pendidikan atau pengalaman kerja. Nah, jangan sampai kelewatan, yuk simak lebih lanjut!
Apa itu Majority dalam Lamaran Kerja?
Mayoritas atau Majority dalam lamaran kerja adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pelamar kerja yang harus memenuhi kategori usia, jenis kelamin, agama, dan latar belakang pendidikan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Persyaratan yang dibuat oleh sebagian perusahaan bisa beragam. Kadang, persyaratan tersebut membingungkan dan membuat pelamar menjadi ragu untuk mendaftar.
Pada dasarnya, Mayoritas dalam lamaran kerja merupakan hasil dari diskriminasi dan bias yang ada di dunia kerja. Hal ini harus dihindari dan tidak boleh dilakukan. Namun, banyak perusahaan yang tetap memasukkan mayoritas dalam lamaran kerja sebagai bentuk pertimbangan mereka dalam menentukan calon pegawai yang cocok dengan pekerjaan yang diinginkan.
Mayoritas dalam lamaran kerja juga dapat diartikan sebagai kondisi dimana terdapat batasan persyaratan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam penerimaan karyawan baru. Mayoritas dalam lamaran kerja tidak selalu negatif, dalam beberapa kondisi, perusahaan membutuhkan kondisi tertentu yang harus dipenuhi sebagai syarat awal untuk mendaftar. Biasanya, mayoritas dalam lamaran kerja lebih banyak ditetapkan pada perusahaan swasta.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, syarat mayoritas dalam lamaran kerja bisa bervariasi. Beberapa perusahaan hanya menerima pelamar yang berusia antara 22-30 tahun atau hanya menerima pelamar yang sudah menikah. Ada juga perusahaan yang lebih menyukai lulusan dari universitas tertentu.
Syarat mayoritas dalam lamaran kerja kerap kali menjadi kendala bagi pelamar apabila mereka tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Bagi pelamar yang masih memenuhi kriteria namun ingin bekerja di perusahaan yang menetapkan mayoritas, harus memastikan mereka memenuhi persyaratan dengan baik. Ada beberapa cara untuk memastikan kita memenuhi persyaratan tersebut yaitu:
1. Pastikan kamu memenuhi kriteria yang dibutuhkan
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memastikan bahwa kamu memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pastikan kamu mendapat informasi dengan lengkap sebelum mendaftar untuk memperjelas persyaratan yang dibutuhkan seperti syarat usia dan syarat jenis kelamin.
2. Memiliki kemampuan yang sesuai
Mayoritas dalam lamaran kerja bukan salah satu metode yang jelas atau terbukti dapat menilai kualifikasi dan kemampuan seseorang. Perusahaan harus dapat menilai kualifikasi dan kemampuan berdasarkan pengalaman kerja, portofolio, dan interview pribadi. Sehingga, kamu disarankan untuk mempersiapkan diri dengan kemampuan yang sesuai dan mempromosikan kemampuan tersebut dalam lamaran kerja kamu.
3. Ajukan pertanyaan sebelum melamar
Jika kamu tidak yakin dengan syarat mayoritas dalam lamaran kerja, maka kamu bisa menghubungi perusahaan terlebih dahulu sebelum mengirimkan lamaran. Sebaliknya, kamu bisa meminta informasi lanjutan tentang persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi dalam lamaran kerja. Dengan mengetahui syarat yang dibutuhkan, kamu bisa memastikan apakah kamu memenuhi kualifikasi atau tidak. Hal ini diharapkan dapat memperkecil kemungkinan kamu mendaftar ke perusahaan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau kriteria kamu.
Mayoritas dalam lamaran kerja memang menimbulkan perdebatan. Di satu sisi, banyak perusahaan yang menetapkan mayoritas sebagai syarat awal. Di sisi lain, ada banyak pelamar yang merasa frustasi karena ketentuan yang sulit dipenuhi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan kembali syarat-syarat yang dibuat serta memastikan bahwa syarat tersebut tidak bersifat diskriminatif atau merupakan bentuk kebencian.
Keuntungan Menjadi Majority dalam Lamaran Kerja di Indonesia
Kemudahan Dalam Komunikasi Secara Internal
Ketika kita masuk ke dalam sebuah perusahaan atau organisasi, komunikasi yang baik dan efektif sangat penting. Terlebih lagi jika kita berada di posisi sebagai majority yang memiliki latar belakang yang sama. Ada beberapa keuntungan besar yang bisa kita dapatkan ketika menjadi majority dalam sebuah perusahaan, salah satunya adalah kemudahan dalam berkomunikasi secara internal.
Kita bisa dengan mudah berkomunikasi dengan rekan kerja lain yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang sama. Hal ini bisa membuat kita merasa lebih nyaman dan percaya diri saat berbicara dengan rekan kerja. Dalam beberapa kasus, keuntungan ini bisa menjadi sangat penting, terutama jika kita bekerja dalam divisi yang membutuhkan kolaborasi yang baik antara banyak orang.
Karena komunikasi adalah kunci dari kesuksesan, menjadi majority dalam sebuah perusahaan bisa memberi kita keuntungan dalam hal ini.
Tekanan Yang Lebih Rendah
Tekanan kerja bisa menjadi salah satu hal yang menyebabkan kita merasa tertekan dan stres, terutama jika ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat. Namun, menjadi majority dalam sebuah perusahaan bisa memberikan kita keuntungan dalam hal ini.
Kita bisa merasa lebih tenang dan percaya diri karena kita tidak merasa seperti orang asing di dalam perusahaan. Kita bisa merasa seperti bagian dari komunitas dan merasa lebih nyaman dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus kita lakukan setiap hari.
Dalam beberapa kasus, tekanan kerja bisa membuat kita merasa sangat tidak nyaman dan bahkan bisa menyebabkan kita merasa tidak bahagia. Namun, ketika kita menjadi majority dalam sebuah perusahaan, tekanan bisa menjadi lebih rendah dan kita bisa merasa lebih tenang.
Networking Lebih Mudah
Networking adalah salah satu hal yang sangat penting dalam karir apapun. Kita harus membangun hubungan yang baik dengan orang lain agar bisa mendapatkan kesempatan yang baik di masa depan. Namun, kadang-kadang networking bisa menjadi sulit, terutama jika kita merasa tidak memiliki banyak kesamaan dengan orang lain.
Ketika kita menjadi majority dalam sebuah perusahaan, networking bisa menjadi lebih mudah. Kita bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang sama dan membangun relasi yang erat dengan mereka. Kita bisa mendapatkan kesempatan untuk bertukar ide dan membahas tentang topik-topik tertentu yang sangat dekat dengan minat kita.
Dalam beberapa kasus, menjadi majority dalam sebuah perusahaan bisa membuka pintu untuk kesempatan networking yang lebih baik di luar perusahaan juga.
Mempersiapkan Diri untuk Pekerjaan yang Lebih Baik di Masa Depan
Ketika kita menjadi majority dalam sebuah perusahaan, kita bisa mempersiapkan diri untuk pekerjaan yang lebih baik di masa depan. Kita bisa membangun karir yang lebih baik dan meraih kesuksesan yang lebih besar jika kita terus belajar dan bekerja dengan baik.
Menjadi majority dalam sebuah perusahaan bisa membantu kita untuk membangun reputasi yang baik dan meningkatkan keahlian yang kita miliki. Kita bisa menjadi pemimpin dan model bagi orang lain untuk mengikuti. Dengan demikian, kita bisa mempersiapkan diri kita untuk pekerjaan yang lebih baik dan membangun karir yang lebih baik di masa depan.
Ketika kita mempersiapkan diri kita untuk pekerjaan yang lebih baik di masa depan, kita bisa merasa lebih percaya diri dan bahagia karena kita tahu bahwa kita sedang bergerak menuju tujuan kita.
Kesimpulan
Keuntungan menjadi majority dalam lamaran kerja di Indonesia memang cukup besar. Kita bisa mendapatkan kemudahan dalam berkomunikasi, tekanan yang lebih rendah, serta kesempatan yang lebih baik untuk melakukan networking dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan yang lebih baik di masa depan.
Semua hal ini bisa membantu kita membangun karir yang lebih baik dan meraih kesuksesan yang lebih besar di masa depan. Namun, untuk mendapatkan keuntungan ini, kita harus bekerja keras dan selalu belajar agar bisa menjadi pemimpin dan model bagi orang lain untuk mengikuti.
Bagaimana Minority Dapat Bersaing dengan Majority dalam Lamaran Kerja
Saat ini, mencari pekerjaan tidaklah mudah. Terlebih lagi, jika Anda merupakan minoritas. Di Indonesia, minoritas dapat merujuk pada segala hal mulai dari jenis kelamin hingga agama. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh minoritas agar bersaing dengan mayoritas dalam lamaran kerja.
Menjual Kemampuan Diri
Saat mengajukan lamaran kerja, jangan hanya terfokus pada kekurangan Anda. Coba fokus pada kelebihan diri dan kemampuan yang dimiliki. Jauhkan diri dari merasa kurang dan takut untuk bersaing. Buatlah sebuah ‘sales pitch’ yang meyakinkan pihak HR untuk memilih Anda. Jangan hanya fokus pada latar belakang Anda, tetapi ceritakan kisah bagaimana latar belakang Anda memberikan nilai tambah pada perusahaan. Biasanya, jika berhasil meyakinkan pihak HR melalui sales pitch, mereka akan melihat kemampuan dan kelebihan Anda daripada sekedar melihat latar belakang Anda.
Pahami Budaya Perusahaan
Semua perusahaan memiliki budaya dan nilai perusahaan yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum mengajukan lamaran kerja, pastikan untuk memahami nilai-nilai pada perusahaan yang akan Anda lamar. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang karakteristik keseluruhan perusahaan dan mencari tahu apakah perusahaan tersebut akan cocok dengan diri Anda. Jangan takut untuk bertemu dengan karyawan perusahaan tersebut baik melalui LinkedIn atau sosial media lainnya. Mereka bisa memberikan saran dan tips seputar budaya perusahaan tersebut dan informasi apa yang harus diunggulkan ketika mengajukan lamaran kerja pada perusahaan tersebut.
Networking
Selain mempersiapkan kemampuan dan pengetahuan tentang budaya perusahaan, penting juga untuk membangun jaringan pertemanan. Dalam dunia kerja, memiliki jaringan yang kuat dapat memengaruhi pencarian karir. Jaringan ini bisa dimulai dari rekan yang saat ini sedang bekerja atau menjadi bekas bos. Ingatlah, jika Anda ketemu orang baru, jangan hanya meminta sesuatu darinya. Jadilah orang yang ramah dan baik serta jangan ragu untuk bertanya dalam dunia kerja. Kenalan baru bisa membantu mencarikan karir yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang Anda.
Belajar dari Pengalaman
Jangan hilangkan semangat meskipun telah ditolak untuk bekerja pada sebuah perusahaan. Jadikan pengalaman tersebut sebagai pengalaman yang berharga dan belajar dari pengalaman tersebut. Cobalah untuk mencari tahu apa yang kurang dan hal yang perlu diperbaiki pada diri Anda setelah proses wawancara kerja tersebut. Jangan ragu untuk berbicara dengan para ahli profesional untuk meminta tips dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam mempersiapkan lamaran kerja. Perkembangan karir memang memerlukan waktu dan usaha, tetapi dengan usaha yang tepat, pelatihan yang relevan dan pengalaman, kesempatan kerja dapat ditemukan bagi semua calon karyawan.
Mencari karir di Indonesia bisa menjadi sangat sulit bagi minoritas. Namun, dengan cara yang terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan sendiri, membangun jaringan pertemanan, memahami budaya dan nilai perusahaan serta menjual kemampuan diri yang dimiliki dengan cara cerdas, maka kesempatan menuju karir yang baik akan terbuka lebar.
Dampak Negatif dari Pola Pikir Majority dalam Lamaran Kerja
Polapikir Majority dalam dunia kerja terkadang membuat kesempatan bagi pelamar kerja yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata namun memiliki latar belakang yang lebih menyenangkan untuk ‘memenangkan’ kompetisi daripada pelamar kerja lain. Terlebih lagi, pola pikir Majority cenderung mengeksternalisasikan masalah, sehingga setiap kegagalan yang terjadi kemungkinan besar tidak diterima sebagai kesalahan pada diri sendiri. Pola pikir seperti ini berdampak negatif pada diri individu maupun lingkungan kerja sekitar.
1. Menimbulkan Diskriminasi
Dalam dunia kerja, pola pikir Majority biasanya bersifat diskriminatif terhadap mereka yang berbeda latar belakang atau kisah hidupnya. Pelamar kerja yang memiliki anggota keluarga yang bekerja di perusahaan besar atau memiliki kenalan yang kuat yang bisa mempermudah peluang kerja adalah salah satu contoh bentuk diskriminasi dalam pola pikir Majority. Sehingga pelamar kerja lain yang mungkin lebih berkompeten dikesampingkan.
2. Menimbulkan Rasa Insecure
Polapikir Majority kerap kali menimbulkan rasa insecure pada mereka yang tidak termasuk dalam golongan tersebut. Individu yang ingin mendapatkan pekerjaan harus memiliki koneksi dan referensi yang kuat. Jika tidak ada, maka mereka mungkin merasa takut dan insecure berinteraksi atau berkompetisi di dunia pekerjaan. Hal ini jelas sangat merugikan, terutama bagi mereka yang memiliki potensi besar untuk berkembang dalam karir mereka namun sedikit kekurangan pengalaman.
3. Menghalangi Pengembangan Karir
Polapikir Majority cenderung fokus pada kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bisnis. Hal ini menghalangi pengembangan karir bagi karyawan jika kepentingan mereka tidak sejalan dengan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. Banyak karyawan yang kehilangan kesempatan karir karena sistem pengembangan karir di perusahaan tidak berjalan secara adil dan transparan.
4. Menimbulkan Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat
Polapikir Majority dalam lamaran kerja cenderung menimbulkan lingkungan kerja yang tidak sehat. Lingkungan kerja harusnya saling mendukung karena hal ini sangat penting dalam pengembangan karir masing-masing karyawan. Namun, pola pikir Majority cenderung hanya memerhatikan kepentingan pribadi tanpa mempertimbangkan dampaknya pada teman sekerjanya.
Ketika hanya ada satu atau dua karyawan yang selalu dipilih oleh manajemen untuk mendapatkan penghargaan atau bonus, sementara yang lain tidak mendapatkan apa pun, hal ini dapat menciptakan rasa frustrasi dan permusuhan di tempat kerja. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka akan menyebabkan lingkungan kerja yang tidak sehat dan dapat menciptakan konflik yang merugikan semua pihak.
Dalam sebuah lamaran kerja, persaingan seharusnya merujuk pada kemampuan calon karyawan. Bukan hanya mengedepankan pola pikir Majority seperti halnya asal sekolah, lulusan perguruan tinggi, atau latar belakang keluarga. Semua pihak harus diberi peluang yang sama tanpa memandang asal-usul mereka. Hanya dengan cara inilah dapat dibangun lingkungan kerja yang sehat, aman dan produktif.
Habis Cerita
Nah, gitulah ceritanya tentang “majority dalam lamaran kerja” di Indonesia yang masih terjadi. Padahal, seharusnya keahlian dan pengalamanlah yang menjadi penentu utama dalam seleksi kerja. Semoga dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak perusahaan yang tidak lagi melihat agama atau suku sebagai faktor penting dalam perekrutan karyawan. Terima kasih sudah membaca artikel ini. Jangan lupa mampir lagi ya!