TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) meluluskan 1.134 mahasiswa dari sejumlah jenjang pendidikan dan berbagai program studi.
Pada momen wisuda tatap muka penuh yang digelar di Balairung UPGRIS Jalan Lontar Karangtempel Kota Semarang pada Sabtu (24/9/2022).
Disampaikan oleh Rektor UPGRIS, Dr. Sri Suciati, M.Hum., mahasiswa yang lulus pada periode ini adalah yang sudah merasakan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Mereka sudah dibekali tidak hanya dengan hardskill, tetapi juga softskill,” Dr. Suci di sela-sela acara wisuda.
Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati menambahkan dengan bekal yang lebih ini, pihaknya memastikan para lulusan siap memasuki dunia kerja dan dunia industri.
Sebab, selama proses perkuliahan, para mahasiswa dibekali dengan berbagai kompetensi untuk menyiapkan mereka menghadapi dunia kerja.
“Mahasiswa selama studi sudah didekatkan dengan dunia kerja, mulai dari magang baik
kependidikan maupun industri. Ada pula yang mengikuti kampus mengajar, walaupun tidak berasal dari program kependidikan,” ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga diikutkan dengan banyak kegiatan, baik akademik maupun di luar akademik. Mulai dari KKN tematik, hingga keterlibatan dalam sejumlah proyek kemanusiaan dan kewirausahaan.
Menurut Dr. Suci, universitas juga tengah fokus pada upaya percepatan masa studi mahasiswa, dengan membuat beberapa program.
Program ini diakuinya mengadopsi program yang telah diinisiasi pemerintah. Salah satu adalah dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil mata kuliah ketika libur atau jeda antara semester genap.
“Mahasiswa boleh mengambil mata kuliah dengan beberapa ketentuan yang sudah kami atur. Mata kuliah yang dipilih tersebut bisa mata kuliah yang tidak lulus atau yang memang belum diambil,” ujarnya.
Pihaknya pun memberikan pilihan kepada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Dengan demikian, penyusunan skripsi kini tak lagi sebagai satu-satunya syarat untuk menyelesaikan studi mahasiswa.
“Selain penulisan skripsi, mereka dibolehkan untuk membuat artikel ilmiah, yang wajib terpublikasi di jurnal bereputasi nasional. Ini bentuk dorongan kami kepada mahasiswa untuk mempercepat masa studi mereka,” jelasnya. (*)
Artikel ini bersumber dari : jateng.tribunnews.com.