Gara-gara Ulah Arab Cs, Harga Minyak Terkerek Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi hari ini. Ekspektasi akan berkurangnya pasokan mendongkrak harga si emas hitam.

Pada Senin (29/8/2022) pukul 06:41 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 100,99/barel. Naik tipis 0,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 93,32/barel. Bertambah 0,28%.

Sumber: Refinitiv

Kabar dari OPEC+ berhasil menaikkan harga minyak. Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC+, mengemukakan wacana pengurangan produksi minyak untuk mengendalikan harga sebagai langkah antisipasi jika minyak dari Iran sudah bisa masuk ke pasar dunia.

Pemimpin negara-negara Barat sepertinya sudah siap berdiskusi untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengklaim kesepakatan sudah semakin dekat.

Jika Iran dan negara-negara Barat kembali ke perjanjian nuklir, maka sanksi terhadap Negeri Persia bakal dicabut. Salah satunya adalah sanksi larangan ekspor minyak. So, minyak Iran akan kembali ke pasar dunia.

Dalam wawancara bersama Bloomberg, seperti dikutip dari Reuters, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman menyebut OPEC+ harus siap menghadapi berbagai tantangan di pasar. Termasuk dengan respons mengurangi produksi sewaktu-waktu.

“Kami akan memulai kerja sama yang lebih kuat pada 2022 dan seterusnya. Kerja sama ini dibangun atas pengalaman, pencapaian, dan kesuksesan kami sebelumnya,” kata sang pangeran.

Ternyata bukan hanya Arab Saudi yang sepakat dengan pengurangan produksi. Sudan pun siap mengikuti keputusan OPEC+ jika itu adalah mengurangi produksi.

“Kami siap mendukung keputusan OPEC+ untuk menjaga stabilitas di pasar,” teas Mohamed Abdallah, Menteri Energi dan Perminyakan Sudan, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)