INDOZONE.ID – Naik pesawat ke beda negara di Asia Tenggara sudah biasa, naik kereta ke beda negara juga sudah biasa, tapi kalau naik bus ke beda negara di Asia Tenggara, itu baru luar biasa, apalagi perjalanannya bisa memakan waktu puluhan hingga belasan jam
Kali ini, Tim Z Creators, Reja Dalimunthe, berbagi pengalamannya saat nekat jalan-jalan menyebrangi Thailand dari Malaysia menggunakan bus.
Perjalanan ini dikategorikan cukup sulit karena imigrasi di Asia Tenggara belum free flow alias belum bebas keluar dan masuk seperti mengunjungi negara-negara di Eropa ketika kita sudah punya visa Schengen.
Tiket bus mulai Rp250 ribu
Perjalanan bisa dimulai dengan memesan tiket bus online dari Malaysia dengan harga kisaran Rp250 ribu.
Kebetulan Reja memesan tiket dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) di Kuala Lumpur, Malaysia. Terminal ini menyediakan hingga 5000 rute perjalanan bus antar negara di Asia Tenggara setiap harinya.
Enggak jarang, saking kerennya terminal ini, para penumpang menjuluki Bus terminal, airport taste artinya terminal bus, rasa bandara.
“Ini terminal dingin banget, sejuk dan wangi banget hawanya, ga ada rasa terminal bus.” Ucap Reja.
Rata-rata bus keberangkatan ke Thailand Selatan dari TBS tersedia pagi hari saja atau malam hari saja. Setelah melakukan check in untuk mendapatkan boarding pass, Reja langsung menuju ke dalam bus dan menikmati kursi nyaman yang bikin gagal move on.
Selama melewati negara Malaysia, Wi-fi gratis masih tersedia. Satu hal kecil yang menyenangkan adalah sebelum penumpang meminta air, kondektur bus sudah menyediakan air putih dan selalu memastikan kecukupan air putih penumpangnya.
“Hal kecil yang menurutku luar biasa adalah disediakan minum, simple but it means a lot.” Puji Reja terhadap pelayanan bus.
Perjalanan dari Kuala Lumpur hingga perbatasan Thailand memakan waktu hampir 8 jam lebih. Sepanjang perjalanan, suguhan pemandangan khas batu- batu atau bukit kecil, sesekali muncul hutan belantara membuat para penumpang merasa takjub terdiam.
Ketika 1 atau 2 jam sebelum perbatasan Thailand, area Malaysia masih banyak terdapat rumah-rumah pedesaan semi modern.
Hawanya sejuk dan sepertinya potret perbatasan utara Malaysia masih dikategorikan bagus dan mewah.
Drama paspor ditahan
Setelah 8 jam lebih berlalu, bus sudah menempuh hampir 500 kilometer. Sopir bus memberhentikan sejenak para penumpang untuk makan dan beristirahat di rest area. Untuk menuju area perbatasan, masih ada sekitar 20 kilometer.
Di sini kondektur bus akan meminta paspor atau identitas para penumpang untuk diproses dan diverifikasi.
“By the way, paspor gw tadi diambil di bus bersama turis-turis lain, gw ga ngerti apakah ini prosedurnya mungkin begitu.” Ucap Reja sambil makan-makanan khas Malaysia menunjukkan raut wajah khawatir.
Ternyata, paspor yang diambil tadi, disertai dengan kartu imigrasi untuk memasuki wilayah Thailand Selatan. Karena perbatasan memang sudah 1 jam lagi dari titik rest area.
Akhirnya, tibalah kami di titik-titik perbatasan antara Malaysia dan Thailand.
Sampai di perbatasan Thailand
Tahap pertama, kami tiba di imigrasi Malaysia untuk cap paspor keluar dari wilayah Malaysia. Para penumpang harus keluar membawa semua barang-barang miliknya dari bus.
Hal ini dilakukan agar bus bisa langsung meninggalkan penumpang jika salah satu atau lebih penumpang bermasalah dengan dokumen imigrasi mereka.
Kemudian, kami diarahkan kembali untuk memasuki bus, dan sebelum bus keluar gerbang perbatasan Malaysia, tentara Malaysia akan kembali memeriksa paspor atau identitas penumpang di dalam bus.
“Akhirnya lolos juga dari imigrasi Malaysia.” Ucap Reja bahagia sambil tertawa.
Tahap kedua adalah imigrasi masuk ke Thailand di Area Sadao, sekitar 40 kilometer dari pusat kota Hat Yai di Thailand Selatan. Di sini imigrasinya cukup fleksibel dan enggak rumit, apalagi setelah Juli 2022, aturan turis masuk ke Thailand sangat mudah, hanya menunjukkan vaksin dosis lengkap (2 dosis saja).
Wajar saja, karena Thailand memang negara yang ramah dengan kedatangan turis sejak jaman dahulu.
Sesampainya di Imigrasi masuk Thailand, kami pun membawa keluar kembali barang-barang dari bus dan setelah mendapatkan cap masuk dari pihak imigrasi Thailand, kami kembali masuk ke bus kami.
Dari wilayah perbatasan ke pusat kota Thailand Selatan atau kota Hat Yai, jarak tempuhnya sekitar 1 jam lebih. Akhirnya, petualangan menyebrangi Malaysia ke Thailand telah selesai.
“Meskipun perbatasan imigrasi daratan di Asia Tenggara belum free flow atau belum bebas keluar masuk, namun hal seperti ini, membuat para turis pemula khususnya, untuk terus belajar dan selalu melengkapi dokumen perjalanan, siap berhadapan dengan hal-hal baru dan mengenali karakter petugas-petugas imigrasi dari berbagai negara.” Tegas Reja.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Artikel ini bersumber dari : www.indozone.id.