SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan wartawan memiliki peran penting dalam pemberi warna rumah Indonesia. Keakuratan dan kredibilitas wartawan dalam memberikan informasi, menjadi ujung tombak perwujudan spirit nasionalisme dan patriotisme.
“Sebenarnya warna cat rumah Indonesia itu yang ngecat ya wartawan. Hari ini ada pesaingnya yaitu medsos, di mana semua orang bisa memberi informasi dan citizen journalism berkembang,” kata Ganjar, saat membuka uji kompetensi wartawan (UKW) angkatan ke-35 PWI Jateng, di Hotel Khas Semarang, Rabu (24/8/2022).
Ditambahkan, banyaknya media yang ada itu membuat semua orang dapat menulis, memotret, dan semua bisa menjadi jurnalis, bahkan membuat televisi sendiri tentunya bermodalkan kemauan. Meski demikian, wartawan memiliki kelebihan karena memiliki kode etik jurnalistik, sehingga masih mendapat kepercayaan dari masyarakat. Namun itu bisa berubah apabila kepercayaan dari masyarakat hilang.
“Artinya uji kompetensi wartawan menjadi penting karena di sana ada regulasi, etika, dan tata cara penulisan. Kredibilitas itu mahal dan kalau itu bisa dijaga maka rumah Indonesia dengan spirit nasionalisme dan patriotisme akan terbentuk,” ujarnya.
Ganjar mengaku pernah menemukan media yang kurang memiliki kredibilitas, karena apa yang ditayangkan tidak sesuai dengan fakta. Terlebih, informasi itu dibuat tanpa adanya konfirmasi dengan atau wawancara dari pihak media kepada Ganjar.
“Kalau diberitakan beda, biasanya saya langsung komplain. Saya kalau komplain langsung telepon Pemrednya agar semua jelas. Makanya ini kawan-kawan yang uji kompetensi, saya yakin di ruangan ini nilai-nilai itu akan ada, sehingga lebih prudent,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan PWI Pusat, Hendro Basuki, saat memberikan sambutan. Menurutnya, di tengah melubernya informasi di banyak media, mulai ada kecenderungan arus balik ke media mainstream, karena masyarakat membutuhkan akurasi tinggi untuk setiap informasi.
“Ketika wartawan berpegang etika jurnalistik, taat hukum pers, dan menulis berita dengan tepat dalam konteks terpenuhi aspek jurnalistik, maka profesi ini masih akan bertahan. Terima kasih juga kepada Pak Ganjar yang selalu support untuk kegiatan seperti ini, dan perhatian dengan pendidikan wartawan,” ujarnya.
Ketua PWI Jateng, Amir Mahmud mengatakan, UKW angkatan ke-35 itu diikuti oleh 24 peserta yang berasal dari berbagai media di Jawa Tengah dan luar Jawa Tengah, termasuk Papua. Kegiatan itu didukung juga oleh SKK Migas Jabanusa.
“Media sekarang berubah wujud sosok skizofrenia. Kadang kita berwujud sebagai malaikat karena berita yang baik, tetapi juga menjadi iblis karena melanggar SARA dan kode etik karena mengejar ideologi viralitas. UKW ini menyatukan kompetensi teknis dan etis. Kecerdasan etika kita utamakan dengan pemahaman hukum pers dan kode etik. Martabat profesi kita (wartawan) ada pada sikap batin kita sendiri dan pada kecerdasan etika kita,” jelasnya. (Humas Jateng)
Artikel ini bersumber dari : jatengprov.go.id.