Minggu, 4 September 2022 – 06:24 WIB
VIVA Nasional – Pemerintah Pusat telah mengumumkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini membuat sejumlah aliansi buruh dan masyarakat akan turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kebijakan tersebut.
Presiden Joko Widodo di Istana Negara, mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertalite dari sebelumnya Rp 7.650 jadi Rp 10.000. Kemudian, Pertamax Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 dan Solar Rp 5.150 menjadi Rp 6.800.
Merespons itu, aksi unjuk rasa buruh di Medan pun akan digelar pada Selasa 6 September 2022 untuk penolakan kenaikan harga BBM tersebut. Demo ini akan melibatkan jumlah massa yang cukup besar terdiri dari Partai Buruh, Serikat Pekerja dan Buruh Sumut, antara lain, FSPMI,KSBSI, KSPSI AGN, SPMS, KPBI, dan Serikat Petani Indonesia, Komunitas Ojek Online.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Partai Buruh Sumut, Willy Agus Utomo kepada wartawan, Sabtu 3 Agustus 2022. Ia menilai beban masyarakat sudah banyak terkena imbas pandemi COVID-19. Ditambah lagi, BBM Naik, ada lonjakan kebutuhan pokok dan biaya sekolah. Semua itu disebut akan membuat rakyat sangat terbebani.
Willy mengkritik soal gaji buruh yang tidak naik dan diminta untuk memakluminya karena imbas Covid-19 dirasakan perusahaan. Namun, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo malah menaikkan BBM.
“Ini tidak sesuai dengan apa-apa harga naik semua. Sedangkan, upah buruh sudah 3 tahun tidak naik, masyarakat ekonominya lesu dibantai Covid-19. Dua tahun terakhir, ini malah BBM mau dinaikkan, di mana hati pemerintah saat ini,” tanya Agus.
Artikel ini bersumber dari : www.viva.co.id.